Beranda blog Halaman 2

Bakaua Adat Nagari Paru (Cultural Diversity)

Kegiatan Berkaul Adat ini bertempat di Nagari Paru, Pada Hari Selasa, 17 Oktober 2023.

Dalam Kegiatan ini turut hadir yaitu Wali Nagari Paru, Camat Sijunjung, Ketua KAN Nagari Paru, Kepala BPN Paru, Bapak Benny Dwifa Yuswir , Kepala OPD terkait, serta Niniak Mamak, Bundo Kanduang dan Perangkat Nagari Paru

Kegiatan ini diawali dengan Kata Sambutan dari Wali Nagari Paru, Ketua KAN Nagari Paru, dan dibuka secara resmi oleh Bupati Sijunjung serta dilanjutkan dengan Pidato Pasambahan Makan Oleh Niniak Mamak serta makan bersama yang disebut dengan makan Bajamba. Acara ini adalah bentuk bukti nyata keragaman budaya (Cultural Diversity) yang ada di kawasan Geopark Ranah Minang Silokek. (Rahmad)

Salam geopark..

Memperingati Hari Internasional Pengurangan Resiko Bencana, BP Geopark Gelar Aksi Bersih-Bersih

Dalam Rangka Memperingati Hari Internasional Pengurangan Resiko Bencana pada hari Sabtu, 14 Oktober 2023, BP.Geopark gelar aksi bersih-bersih sampah plastik di Geosite Kompleks Karst Silokek/Batang Kuantan dengan peserta sekitar 70 orang yang berasal dari Organisasi MASATA, Geopark Youth Forum, Kelompok Peduli Sampah, Pengelola Geosite, Pengelola Desa Wisata, Pelajar SMA/SMP dan SD, Bank Sampah, Guru Penggerak, OPD terkait dan Badan Pengelola Geopark (Rahmad).

Welcome to Geopark Ranah Minang Silokek

Selamat Datang Di Kawasan Geopark, dari batas Gerbang bagian barat Lintas Sumatera kita langsung akan menjumpai Geosite Front Bukit Kupitan.👌

SCHOOL GOES TO GEOPARK RANAH MINANG SILOKEK

Sijunjung, 27/10/2022

Kegiatan school goes to Geopark yang diikuti oleh

Tumbuhan Bunga Bangkai Raksasa (Amorphophallus titanium)

Amorphophalus titanium merupakan tumbuhan yang tergolong ke dalam suku talas-talasan (Araceae). Tumbuhan ini merupakan tumbuhan herba raksasa yang menghabiskan siklus hidup pada rentang ± setahun (tumbuhan semusim). Tumbuhan ini memiliki akar berupa umbi berbentuk membulat datar pada bagian bawah (gepeng). Diameter akar tumbuhan ini mencapai 65 cm dengan tinggi umbi mencapai 40 cm dan berat mencapai 100 kg. Batang tumbuhan ini merupakan batang semu yang memiliki struktur tersusun dari pelepah daun yang saling mengikat. Daun bunga ini memiliki bentuk elips melanset dengan panjang mencapai 40 cm berdiameter mencapai 7 m. permukaan atas daun berwarna hijau mengkilap bertekstur seperti kulit. Kemudian tangkai daun dewasa dapat tumbuh hingga 3 m dan terdapat bercak putih yang melingkar. Perbungaan pada bunga ini merupakan bunga lengkap yang terdiri atas bunga kecil jantan dan betina, bunga ini tersusun dalam bentuk bulir yang terletak pada tongkol (spadiks). Tinggi spadiks dapat mencapai 3 m sehingga secara visual sesuai dengan nama aslinya yakni bunga raksasa. Bunga tanaman ini mekar sempurna ketika malam hari dan mengeluarkan bau bangkai. Ketika penyerbukan bunga bangkai tidak terjadi, bunga ini akan layu seperti mati, namun keadaan ini sebenarnya adalah masa istirahat atau dormansi. Buah tumbuhan ini berwarna merah cerah, sebagian orange tua dan berkoloni. Buah tumbuhan ini berbentuk lonjong dengan ujung yang runcing dan berwarna kehitaman. Amorphophalus tergolong ke dalam tanaman yang dilindungi berdasarkan PermenLHK No. 106 tahun 2020. Status kelangkaan berdasarkan IUCN tahun 2018, yakni Endangered (terancam). Tanaman ini merupakan tanaman asli Indonesia yang endemik di pulau Sumatera yang secara alami tersebar di seluruh hutan Sumatera sebagai tumbuhan bawah kanopi. Tumbuhan ini dapat ditemukan pada tanah berkapur, tempat terbuka, pinggir jalan, pinggir sungai, dan tepi hutan. Di wilayah Geopark Silokek, tanaman ini pernah ditemukan di beberapa tempat seperti Nagari Silokek dan Nagari Pamatang Panjang.

Berikut ini taksonomi dari tumbuhan bunga bangkai raksasa:

Kingdom         : Plantae

Divisi                 : Magnoliophyta

Kelas                 : Liliopsida

Ordo                  : Alismatales

Famili               : Araceae

Genus               : Amorphophallus

Spesies           : Amorphophallus titanium

Tumbuhan Raflesia (Rafflesia hasseltii)

Rafflesia hasseltii merupakan jenis raflesia dengan tingkat estetika yang paling indah secara visual. Berbagai jenis raflesia memiliki tenda bunga (perigon) yang tampak mendominasi bentuk bunga raflesia. Perigon pada jenis raflesia ini berwarna merah darah dengan bercak putih berbentuk bulat dan mendominasi, bercak putih berjumlah ± 4-6 buah. Ketika bunga ini mekar, diameter bunga mencapai 70 cm. Tanaman raflesia merupakan tanaman holoparasit yang menunjukkan bahwa raflesia memiliki inang dimana tempat tumbuhan tersebut pada jenis tertentu. Pada umumnya, jenis dari genus tetrasigma merupakan inang utama yang menandakan bahwa ketika suatu habitat dipenuhi dengan spesies tetrasigma sp., maka terdapat kemungkinan atau potensi keberadaan raflesia termasuk Rafflesia hasseltii pada habitat tersebut.  Di kawasan geopark silokek, tepatnya di kawasan Nagari Aia Angek, tanaman ini telah ditemukan kembali pada bulan Januari lalu. Tanaman ini tergolong kedalam tanaman yang dilindungi berdasarkan PermenLHK No. 106 tahun 2020. Status konservasi tanaman ini berdasarkan IUCN 2011 yakni Critically endangered (kritis/sangat terancam punah).

Berikut ini taksonomi dari tumbuhan rafflesia:

Kingdom              : Plantae

Subdkingdom    : Tracheobionta

Superdivisi         : Spermatophyta

Divisi                     : Magnoliophyta

Kelas                     : Magnoliopsida

Subkelas             : Rosidae

Ordo                      : Rafflesiales

Famili                   : Rafflesiaceae

Genus                  : Rafflesia

Spesies               : Rafflesia hasseltii

Tumbuhan Kayu Manis (Cinnamomum verum)

Kayu manis merupakan tumbuhan yang memiliki perawakan pohon dengan tinggi mencapai lebih dari 10 m dan diameter batang setinggi dada mencapai lebih dari 50 cm. Batang tumbuhan ini berbentuk tegak dengan cabang yang banyak, padat, dan serta yang halus. Batang tumbuhan ini berwarna merah kecokelatan muda. Bagian batang pada tumbuhan ini memiliki aroma yang khas yang men​_andakan bahwa spesies ini berbeda dengan spesies tumbuhan lain maupun antar spesies kayu manis. Tata daun tumbuhan ini yakni alternate (tersebar,spiral) dengan komposisi daun tunggal. Bentuk daun berupa lanceolatus (lanset) dengan pertulangan daun penninervis (bertulang menyirip). Panjang tangkai daun mencapai 1,5 cm dengan panjang dan lebar daun berturut-turut yakni ±4 cm dan 1,5-3 cm. Daun tumbuhan ini memiliki tepi yang rata berwarna hijau pada permukaan atas serta bertekstur licin. Daun yang muda berwarna merah pucat serta warna keabu-abuan pada bagian bawah daun.  Buah tanaman ini berbentuk bulat memanjang dan berwarna hijau muda hingga ungu. Panjang buah pada tumbuhan ini yakni 1,3-1,6 cm dengan diameter 0,35-0,75 cm.

Tumbuhan ini dapat tumbuh dengan optimal pada kawasan dengan ketinggian di bawah 500 mdpl, namun pada umumnya tanaman ini dapat ditemukan pada kawasan dengan ketinggian 0-1500 mdpl dan curah hujan tahunan 2000-2500 mm. Tanaman ini umumnya ditemukan pada kawasan tropis dan subtropis beriklim hangat dan lembab, dataran rendah, tanah berpasir dan lempung berpasir dengan drainase yang baik. Tanaman ini tersebar luas di Indonesia meliputi Jawa, Sumatera, Kalimantan, dan Sulawesi.

Berikut ini taksonomi dari tumbuhan kayu manis:

Kingdom              : Plantae

Subkingdom      : Tracheobionta

Superdivisi         : Spermatophyta

Divisi                     : Magnoliophyta

Kelas                     : Magnoliopsida

Ordo                      : Laurales

Famili                   : Lauraceae

Genus                   : Cinnamomum

Spesies                : Cinnamomum verum

Berikut ini manfaat dan kegunaan dari tumbuhan kayu manis:

  • Batang kayu merupakan bagain utama dalam pemanfaatan tumbuhan ini meliputi :
    1. Rempah masakan
    2. Pengobatan tradisional berdasarkan sifat kayu manis sebagai antiinflamasi, antioksidan, antimikroba, dan antiparasit
    3. Pengawet alami
    4. Sebagai aroma terapi berdasarkan aroma yang khas
    5. Industri kosmetik

 

Tumbuhan Jati Putih (Gmelina arborea Roxb.)

Gmelina/Jati putih merupakan tumbuhan yang memiliki perawakan pohon dengan ketinggian mencapai lebih dari 40 m dan diameter batang setinggi dada mencapai lebih dari 200 cm. Batang tumbuhan ini berbentuk silindris dan tegak lurus berwarna putih kekuningan, krem dan merah muda mengkilap. Kulit kayu berwarna abu-abu berserat halus dan bersisik dengan tekstur halus. Tata daun gmelina, yakni opposite (berhadapan) dengan komposisi daun berupa majemuk menyirip. Bentuk daun tumbuhan ini bervariasi meliputi cordatus (seperti jantung) dan  obobatus (bulat telur) dengan pertulangan daun yakni penninervis (bertulang menyirip). Daun tumbuhan ini berwarna hijau kekuningan hingga hijau cerah pada permukaan depan dan lebih pucat pada permukaan bawah dengan panjang ± 10-20 cm berdiameter ± 8-15 cm. bunga pada pohon gmelina terletak pada ujung batang berwarna coklat kekuningan dan kemerahan. Buah gmelina tergolong buah buni berwarna hijau, kuning, coklat, hingga menghitam dengan panjang 2-4 cm berdiameter 2-3 cm.

Tumbuhan ini umumnya ditemukan pada wilayah dengan ketinggian 0-2100 mdpl dengan curah hujan 1000-3000 mm/tahun. Tumbuhan ini dapat tumbuh subur pada daerah yang sangat kering hingga basah di daerah tropis dan subtropis. Tumbuhan ini tergolong ke dalam tanaman intoleran yang tumbuh pada tanah laterit masam hingga lempung berkapur, tanah berpasir, pasir berbatu serta daerah dengan kelerengan yang tinggi. Di Indonesia tanaman ini tersebar di daerah Kalimantan, Sumatera, Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan, serta wilayah lainnya.

Berikut ini taksonomi dari tumbuhan jati putih:

Kingdom             : Plantae

Divisi                    : Magnoliophyta

Kelas                    : Magnoliopsida

Ordo                     : Lamiales

Famili                   : Verbenaceae

Genus                   : Gmelina

Spesies                : Gmelina arborea Roxb.

Berikut ini manfaat dan kegunaan dari tumbuhan jati putih:

  • Kulit kayu, daun dan akar digunakan dalam pengobatan tradisional seperti demam berdarah
  • Akar gmelina bermanfaat sebagai pembersih darah, pencahar perut, tonik, dan penangkal racun
  • Getah daun dapat digunakan sebagai obat penennang guna mengobati penyakit gonorea, batuk, dapat digunakan juga untuk luka dan bisul
  • Bungan gmelina dapat digunakan dalam pengobatan kusta dan penyakit darah
  • Kayu gmelina terkenal akan kekuatan serta bernilai ekonomis yang tinggi.

Tumbuhan Ilat-ilatan (Ficus callosa)

 

Ilat-ilatan merupakan tumbuhan dengan perawakan pohon yang memiliki ketinggian lebih dari 15 cm dan diameter batang setinggi dada mencapai lebih dari 30 cm. Pohon ini memiliki batang yang tegak lurus dan berbentuk silindris, pada spesies yang lebih tua batang menjadi lebih tebal dan memiliki banyak cabang. Kulit batang pada tumbuhan ini berwarna cokelat keabu-abuan bertekstur kasar dengan serat-serat yang terlihat secara jelas. Tata daun pada ilat-ilatan merupakan alternate (tersebar, spiral) dengan komposisi daun berupa daun tunggal. Daun pada tumbuhan ini berbentuk obovatus (bulat telur) dan oblongus (bulat memanjang) dengan pertulangan daun penninervis (bertulang menyirip). Bentuk dasar lainnya yakni daun tumbuhan ini memiliki panjang ± 10-15 cm dan lebar ± 5-8 cm berwarna hijau tua mengkilap dengan tekstur yang halus pada permukaan depan daun. Pada daerah yang dengan kelerengan serta berbatu, sistem perakaran yang kokoh dan kuat tampak secara jelas.

Ilat-ilatan umumnya tumbuh pada wilayah dengan ketinggian 0-1500 mdpl beriklim tropis dan subtropis dengan musim hujan yang mencukupi sepanjang tahun. Tumbuhan ini tumbuh pada kawasan dengan kelembaban yang sedang-tinggi seperti hutan hujan tropis, tepi sungai, dataran rendah dengan kelembaban yang tinggi, hutan primer, hutan sekunder, hutan rawa-rawa, dan lereng bebatuan. Tumbuhan ini tersebar luas di Indonesia seperti Kalimantan, Sumatera (Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau), Jawa (beberapa wilayah di Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur).

Berikut ini taksonomi dari tumbuhan ilat-ilatan:

Kingdom             : Plantae

Divisi                    : Spermatophyta

Subdivisi            : Angiospermae

Kelas                    : Dicotyledonae

Subkelas            : Monochlamydeae/Apetalae

Ordo                     : Urticales

Famili                  : Moraceae

Genus                  : Ficus

Spesies               : Ficus callosa

Berikut ini manfaat dan kegunaan dari tumbuhan ilat-ilatan:

  • Daun, Kulit, dan akar mengandung berbagai senyawa yang bersifat antiinflamasi, antioksidan, dan antimikroba
  • Kayu dapat digunakan dalam pembuatan mebel, bahan konstruksi, dan berbagai kerajinan tangan
  • Merupakan tanaman yang sangat bermanfaat sebagai tempat bernaung satwa-satwa liar

Tumbuhan Girang Merah (Leea indica (Burm.F.) Merr)

Girang merah merupakan tumbuhan semak/perdu dengan ketinggian mencapai ± 10 m dengan diameter batang setinggi dada mencapai ± 19 cm dengan perakaran yang mirip seperti kayu. Batang tumbuhan ini memiliki bentuk bulat dan pipih dengan permukaan yang kasar berwarna hijau ketika muda dan semakin coklat ketika umur batang bertambah. Tumbuhan ini memiliki ruas yang banyak yang menandakan tumbuhan ini mempunyai ranting yang banyak. Tumbuhan ini memiliki tata daun opposite (berhadapan) dengan komposisi daun berupa daun majemuk. Bentuk daun pada tumbuhan ini yakni oblongus (bulat memanjang) dengan pertulangan daun berupa penninervis (bertulang menyirip). Panjang daun girang merah ± 10-30 cm dengan permukaan daun berwarna hijau tua bertekstur kasar dan memiliki tepi bergerigi. Buah girang merah mempunyai bentuk bulat berwarna hijau ketika belum matang dan berwarna merah gelap ketika matang berdiameter 1-1,5 cm yang memiliki biji berwarna hitam. Akar tumbuhan ini merupakan akar tunggang yang tumbuh secara vertikal dan akar serabut yang tumbuh secara horizontal dengan sistem akar yang cukup kuat bahkan tidak jarang hidup pada lokasi lereng bebatuan.

Girang merah dapat ditemukan pada wilayah dnegan ketinggian mencapai 1500 mdpl dengan curah tahunan 1500-4000 mm. Tumbuhan ini tergolong tumbuhan pionir yang dapat ditemukan pada hutan primer (dibawah kanopi), hutan sekunder (pinggiran hutan, area terbuka), tepi jalan, semak semak, lereng bebatuan. Tumbuhan ini banyak ditemukan di lereng bebatuan dengan kondisi akar tampak secara fisik. Girang merah memiliki persebaran yang luas di wilayah Asia Tenggara, di Indonesia tumbuhan ini dapat ditemukan di Jawa, Sumatera, dan Kalimantan.

Berikut ini taksonomi dari tumbuhan girang merah:

Kingdom             : Plantae

Subkingdom      : Tracheobionta

Siperdivisi          : Spermatophyta

Divisi                   : Magnoliophyta

Kelas                   : Magnoliopsida

Subkelas             : Rosidae

Ordo                   : Vitales

Famili                  : Leeaceaa

Genus                 : Leea

Spesies                : Leea indica (Burm.F.) Merr

Berikut ini manfaat dan kegunaan dari tumbuhan girang merah:

  • Daun sering dimanfaatkan sebagai berikut
    1. Bahan tambahan masakan seperti menjadi sayuran,lalapan, bumbu rebusan dan sup
    2. Memiliki sifat antiinflamasi dan digunakan untuk mengurangi peradangan, nyeri, mengobati luka ringan, mempercepat penyembuhan
    3. Memiliki sifat antidiuretik
    4. Mengandung senyawa-senyawa antioksidan
    5. Sumber nutrisi seperti vitamin A, serat, mineral, zat besi, kalsium
    6. Sebagai pestisida nabati